Proses penanaman biji kopi ini memiliki persiapan yang panjang dan dilakukan dengan hati-hati. Hal utama yang harus diperhatikan adalah jenis biji kopi harus ditanam di ketinggian yang tepat.
Pohon kopi Arabika harus ditanam di pegunungan dengan ketinggian 1000-2000 mdpl. Sedangkan, Robusta cocok di tanah dengan ketinggian >800 mdpl. Ketinggian, suhu, tanah, kelembapan, bahkan sinar matahari bisa mempengaruhi rasa kopi itu sendiri.
Rata-rata rasa kopi favorit ditanam di ketinggian lebih besar dari 1300 mdpl. Kenapa? Hal ini dikarenakan karakter dan rasa kopi yang didapatkan terasa lebih kompleks.
Setiap tahunnya pohon kopi akan mulai berbunga di bulan Mei, setelahnya butuh waktu sekitar 9 bulan untuk menghasilkan buah kopi atau ceri. Di bulan Februari buah ceri kopi bermunculan dan siap panen.
Proses setelah panen atau pasca panen ini tidak kalah penting karena bisa memengaruhi kualitas akhir kopi. Lalu apa yang diperlukan setelah ceri kopi dipanen?
Ceri kopi yang telah dipetik dan dikumpulkan akan melewati proses pengolahan yang panjang. Ada dua hal yang dilakukan setelah panen, yaitu proses pengelupasan kulit serta pengeringan atau penjemuran.
Sederhananya, proses pengeringan kopi basah atau wet method dan dikenal juga dengan sebutan washed process. Prosesnya adalah ceri kopi akan direndam dalam air untuk menghilangkan kulit daging yang melekat.
Selain untuk menghilangkan kulitnya, proses perendaman ini juga dilakukan untuk menyeleksi buah ceri yang jelek. Sedangkan dry method menggunakan teknik yang berbanding terbalik dengan proses wet method.
Proses pengolahan kopi dry method sudah digunakan ratusan tahun dan lebih sederhana. Ceri kopi yang sudah melewati proses seleksi akan langsung dijemur di bawah sinar matahari selama 5-6 minggu.
Proses selanjutnya adalah penggilingan atau milling. Biasanya proses ini dilakukan sebelum biji kopi siap dijual atau diekspor. Oh ya, proses penggilingan ini berbeda dengan proses penggilingan biji kopi menjadi bubuk.
Proses milling lagi-lagi dilakukan untuk memisahkan kulit dari biji kopi. Setelah proses ini biasanya biji kopi juga siap untuk di-grading atau dinilai. Grading biji kopi ini untuk menentukan kualitas, bagaimana cara melakukannya?
Grading dilakukan dengan sederhana, yaitu melewati proses pemilihan sortasi dengan kriteria seperti ukuran, berat, dan kecacatan biji kopi. Misalnya, cacat pada warna maupun bentuknya.
Terakhir, setelah melewati berbagai proses pengolahan kopi yang panjang, biji kopi siap untuk dipanggang sesuai kebutuhannya. Tingkat roasting biji kopi lagi-lagi akan memengaruhi rasa yang dihasilkan.
Sebagai contoh, kamu yang menyukai rasa cenderung pahit, maka pilihlah roasting yang lebih gelap atau dark roast. Setelah proses roasting, biji kopi biasanya sudah siap kamu olah jadi sebuah menu kopi.
Hal yang perlu kamu lakukan setelahnya adalah menggiling atau roasting biji kopi hitam sesuai dengan alat seduh yang ingin digunakan.
Baca Juga: Mengenal Cara Pembuatan Kopi Instan
Itu tadi proses pengolahan kopi tradisional yang lazim dilakukan di seluruh dunia. Tapi, ada perbedaan signifikan untuk memproses kopi hitam instan. Misalnya saja, teknik pengolahan kopi hitam instan ala NESCAFÉ yang melewati dua kali proses pengeringan.
Pertama, proses spray-drying dan kedua adalah freeze-drying. Biji kopi akan menjadi kopi instan setelah melalui proses spray-drying. Kopi akan dibuat menjadi cairan konsentrat yang diolah sedemikian rupa hingga menjadikan bubuk kopi instan mudah larut atau soluble.
Walaupun proses pengolahannya sulit, kamu bisa menyajikan secangkir kopi nikmat dengan kopi instan hanya 6 detik caranya dengan menyeduh kopi NESCAFÉ Classic menggunakan air panas maupun dingin. Nah, sudah siap menikmati secangkir kopi nikmat ala NESCAFÉ?